Skip to main content

Hari Pertama kuliah di Al Amanah Jeneponto



Hari ini Selasa, 13 September 2016 pertama kalinya saya membawakan kuliah pada STAI Al-Amanah Jeneponto, tepatnya pada jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Berdasarkan SK dan Jadwal Kuliah Semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 STAI Al Amanah Jeneponto maka saya ditetapkan sebagai Pembina mata kuliah Teknologi Pendidikan.

Saya tidak tau alasan pasti mengapa ditugaskan membawakan mata kuliah itu, apakah pihak kampus sudah membaca riwayat kependidikan saya atau karena mata kuliah itu yang belum ada dosen pembimbingnya atau alasan apa? Meski demikian setelah melihat mata kuliah yang ada pada kampus tersebut, hanya mata kuliah Bahasa (Inggris, Arab, Indonesia) yang sedikit berat bagi saya.
Untuk mata kuliah Teknologi Pendidikan, saya merasa memiliki bekal ilmu yang cukup karena pada jenjang terakhir pendidikan (S2), saya mengangkat Tesis dengan variabel media teknologi pendidikan. Itu berarti saya telah membaca berbagai referensi tentang teknologi pendidikan, mengamati penggunaan media pendidikan serta meneliti tentang pemanfaatan media pendidikan berbasis teknologi pada Madrasah. Dengan demikian, saya sudah cukup baik untuk untuk membawakan mata kuliah ini.
 Pada pertemuan pertama ini, kehadiran mahasiswa masih berkisar 25 % dari total mahasiswa jurusan PGMI Semester V. mungkin anggapan mahasiswa bahwa pada pertemuan pertama bukanlah suatu kesan yang penting, mungkin juga mahasiswa masih sibuk bersilaturrahmi dengan sanak familinya berhubung baru kemarin dilaksanakan lebaran Idul Adha (12 September 2016) atau alasan lain. Kalau mengingat masa kuliah saya dulu, teman-teman yang tidak masuk pada pertemuan pertama karena menganggap belum ada pelajaran pada pertemuan pertama, padahal dalam berbagai pertemuan, kesan pertamalah yang terbaik.
Beberapa hal yang saya bawakan (bahas) pada pertemuan pertama ini antara lain; membuka perkuliahan, perkenalan (dosen mengenal mahasiswa dan mahasiswa mengenal dosennya), membahas kontrak kuliah, membahasa RPP, membahas gambaran umum perkuliahan, membahas tips sukses mengikuti perkuliahan ini kemudian menutup pertemuan pertama.
Setelah selesai membawakan perkuliahan, lalu saya menemui bagian akademik untuk mendiskusikan beberapa hal dan persiapan dalam menyelenggarakan perkuliahan, kegiatan kampus serta kelengkapan berkas untuk mendapakan Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN).

Comments

  1. Mantap bro. mudah-mudahan jadi dosen yang profesional...!!

    ReplyDelete

Post a Comment

شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Dasar-dasar Pendidikan Islam

DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Tinjauan al-Qur'an dan Hadis) Oleh : Kelompok 2 A.    Pendahuluan Islam mempunyai berbagai macam aspek, di antaranya adalah pendidikan (Islam). Pendidikan Islam bermula sejak nabi Muhammad Saw, menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya. [1]   Pendidikan adalah proses atau upaya-upaya menuju pencerdasan generasi, sehingga menjadi manusia dalam fitrahnya. Itu artinya bahwa pendidikan merupakan conditio sine quanon yang harus dilakukan pada setiap masa. Berhenti dari gerakan pendidikan berarti   lonceng kematian (baca; kemunduran atau keterbelakangan) telah berbunyi dalam masyarakat atau negara.