Skip to main content

Saling Memahami


Postingan ini hanya asal nulis. Kepentingannya hanya untuk mengisi satu postingan saja untuk edisi januari tahun 2017. Kalau masa-masa sebelumnya penulis melakukan mempublikasikan 10 sampai dengan 20 postingan dalam sebulan maka khusus tahun 2017 cukuplah 1 tulisan untuk pembuka di bulan januari.
“Blog ini adalah blog inspirasi” dan salah satu inspirasi yang akan diangkat pada edisi perdana tahun 2017 ini adalah tentang membangun suatu pondasi hubungan persaudaraan, persahabatan, rekan kerja maupun kekerabatan. Bulan januari ini penulis paling sering mendengar istilah “saling memahami” yang menjadi inspirasi pembuka untuk edisi hari ini. Karena istilah itu sering terucap dan memberi kesan positif sehingga penulis memberi predikat the secret of love (rahasia cinta) pada istilah “saling memahami”.

Rahasai cinta dapat diwujudkan dengan saling memahami. Dalam suatu hubungan, baik kekerabatan, persahabatan, cinta, maupun rekan kerja maka perlu untuk saling memahami. Memahami yang dimaksud adalah mengerti kekurangan dan kelebihan masing-masing, saling mengangkat, saling berbagi serta saling menutupi kekurangan.

Teori dasarnya, manusia tidak ada yang sempurna dan mesti saling melengkapi. Ketika mereka cocok maka hubungan mereka akan bertahan namun jika ada masalah berarti harus saling mamahami dan menutupi kekurangan itu. Ketika ada yang bermasalah dan seorang rekan tidak mampu menutupi masalah itu setidaknya dia tidak mengganggunya sehingga bisa hubungan pertemanan tetap berjalan.

Pesan yang paling istimewa pada the secret of love adalah “majulah tanpa menyingkirkan orang lain, naiklah tanpa menjatuhkan orang lain dan berbahagialah tanpa menyakiti orang lain”. Meski demikian hukum alam berbunyi bahwa “segala sesuatu ada sebabnya” yang berarti bahwa seseorang jatuh karena ada yang melatarbelakangi begitu juga seseorang maju dan meraih keberhasilan juga berangkat dari hukum kausalitas. Untuk menyempurnakannya adalah to be the best anywhere and anytime karena siapa yang mengusahakan yang terbaik maka ia akan mendapatkan yang terbaik pula. Man jadda, wajada.

Selama ini penulis pernah terjebak cekcok karena suatu masalah atau mungkin kita semua pernah terjebak masalah sehingga terjadi pertengkaran. Lalu penulis berpikir mengapa ada masalah dalam suatu hubungan? Namun pada akhirnya penulis menyadari bahwa Cinta adalah kata kunci untuk baiknya suatu hubungan dan kebencian merupakan senjata yang paling merusak dalam suatu hubungan.

Mari kita saling memahami agar terbentuk suatu ikatan cinta, kasih sayang dan pengertian sehingga kita tidak salah dalam memahami. Barokallahu lii walakum.

 

Comments

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Dasar-dasar Pendidikan Islam

DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Tinjauan al-Qur'an dan Hadis) Oleh : Kelompok 2 A.    Pendahuluan Islam mempunyai berbagai macam aspek, di antaranya adalah pendidikan (Islam). Pendidikan Islam bermula sejak nabi Muhammad Saw, menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya. [1]   Pendidikan adalah proses atau upaya-upaya menuju pencerdasan generasi, sehingga menjadi manusia dalam fitrahnya. Itu artinya bahwa pendidikan merupakan conditio sine quanon yang harus dilakukan pada setiap masa. Berhenti dari gerakan pendidikan berarti   lonceng kematian (baca; kemunduran atau keterbelakangan) telah berbunyi dalam masyarakat atau negara.